|
Seksolog dari Klinik Spesialis Artha Sari, Cibubur, dr Ryan Thamrin, mengatakan, sejumlah obat kuat memang bermanfaat menghangatkan tubuh sehingga memperlancar aliran darah. Otomatis, berdampak pada performa ‘junior’. Tapi, bukan berarti setiap muncul masalah di tempat tidur boleh meminum obat kuat.
Bagi pria yang memiliki riwayat penyakit jantung, sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi obat kuat. Efek obat ini adalah memperlancar sirkulasi darah ke penis. Otomatis, meningkatkan kerja pacu jantung. Tak mengherankan, ada beberapa kasus pria meninggal dunia terkena serangan jantung setelah mengonsumsi obat ini.
Ada gejala-gejala tubuh seperti yang menunjukkan obat kuat berdampak negatif ke tubuh pria, antara lain, jantung berdebar-debar, pusing, dan keringat dingin. "Efek obat kuat tergantung dari riwayat kesehatan masing-masing. Apalagi, banyak produsen obat berbuat nakal, menambahkan bahan-bahan kimia ke dalam obat tersebut,” kata dr. Ryan.
Ia mengimbau para pria agar tak terjebak mitos yang menyebut ramuan-ramuan semacam itu efektif menambah vitalitas seksual. “Pria ingin yang serba instan. Bila muncul masalah seperti impoten atau ejakulasi dini, mereka langsung mencari solusi kilat yaitu, mengonsumsi obat kuat. Ini salah kaprah,” katanya.
Lantas, kapan obat kuat diperlukan? “Jika dokter sudah mendiagnosis seseorang memerlukan obat tersebut. Jadi, yang perlu diperiksa terlebih dulu adalah menemukan penyebab suami 'loyo' di tempat tidur. Apakah karena mengidap penyakit tertentu, seperti ginjal dan diabetes? Sebab, dua penyakit tersebut dapat menghambat performa 'junior',” ujar dr. Ryan.
Menurutnya, kemampuan bercinta pria bisa dipengaruhi dua hal, yaitu fisik dan psikis. Gangguan secara fisik, tubuh kelelahan, atau mengidap penyakit tertentu. Sedangkan secara psikis, bisa disebabkan karena stres. Jadi, memang perlu pengawasan dokter dalam hal ini.
0 Comments:
Post a Comment