|
Meteor berdiameter sekitar 30x30 centimeter itu telah melepuhkan benda-benda perabotan rumah tangga di sekitarnya. Semakin besar meteor, semakin besar daya ledak dan dampaknya.
Misalnya, meteor yang lebih besar, sekitar diameter 10 meter jatuh dan langsung terjun ke Laut Bone pada 8 Oktober 2009. Meteor yang tak ditemukan jejaknya itu diperkirakan memiliki daya ledak 50 kiloton TNT (bahan pembuat bom).
Sejarah dunia mencatat, ketika era manusia modern sudah tinggal di bumi, tercatat ada ledakan meteor yang mahadahsyat terjadi sekitar lebih dari 100 tahun lalu. Bukan di Indonesia.
Sekitar pukul 07.17 pagi di sekitar sungai Tunguska, Siberia Tengah, Rusia, tepatnya pada 30 Juni 1908, terjadi ledakan yang daya ledaknya mencapai 1.000 kali lebih kuat dari bom atom.
Tercatat, 80 juta batang pohon ludes terbakar. "Saat ledakan Tunguska itu, hutan seluas Jawa Barat menjadi terdampak," kata Profesor Astronomi dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, kepada VIVAnews, Senin 3 Mei 2010.
Semua benda yang masuk menghujam Bumi disebut meteor. Khusus untuk Tunguska, itu memang termasuk kategori meteor, tetapi benda penyebab ledakan dikategorikan sebagai pecahan komet.
"Diameter benda yang meledak di Tunguska itu sekitar 30 meter," ujar peneliti yang akrab disapa Djamaluddin ini.
Sejarah juga mencatat, ledakan itu menimbulkan gempa mencapai 5.0 skala richter (SR). Gelombang panas ledakan membentang sejauh 40 kilometer, memporakporandakan semua kehidupan.
Ledakan yang lebih dahsyat dari Tunguska terjadi 65 juta tahun lalu di Yukatan, Meksiko. Ledakan ini diduga kuat yang menjadi penyebab utama punahnya dinosaurus dari muka bumi.
Ledakan di Yukatan itu disebabkan oleh sebuah asteroid yang ditaksir berukuran sekitar 10 kilometer dengan berat sekitar satu triliun ton.
"Yang paling besar dan memberikan dampak yang cukup besar itu di Yukatan, kemudian di Tunguska. Setelah itu baru meteor yang kecil-kecil terjadi, tapi jumlahnya cukup banyak," jelas dia.
0 Comments:
Post a Comment